Selamat datang di KSPN Kota Semarang

Dewan Pengurus Daerah Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (DPD FKSPN) Kota Semarang

KSPN CENTER
Perum Green Aryamukti Residence
Jl. Aryamukti Timur No.07 Pedurungan, Semarang
E-mail : kspnkotasemarang@gmail.com,
Nomor bukti pencatatan : 30 / 251 / OP.CS / 17 / VIII / 2014
Rekening DPD FKSPN Kota Semarang : BRI Cabang Brigjen Sudiarto , No.rek : 0435-01 003229 53 7

Senin, 12 Mei 2014

KSPN : Buruh Semarang Perempuan Ingatkan Emansipasi Marsinah


Sumber : Semarang I kabar3

PULUHAN buruh perempuan dari Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Kota Semarang, menggelar aksi damai. Dalam aksi yang dipusatkan di depan Bundaran Air Mancur Jalan Pahlawan Semarang ini, mereka juga mengingatkan pemerintah dan masyarakat akan sosok emansipasi perempuan buruh, Marsinah.

Koordinator aksi dari KSPN Anik Ariyani menyatakan, kelahiran RA Kartini tidak sekadar untuk dikenang, tetapi semangat emansipasi perempuanlah yang senantiasa dikenang hingga hari ini. "Bagi kaum buruh perempuan juga ada sosok Marsinah yang memperjuangkan hak-haknya," kata Anik di sela-sela aksinya kepada wartawan, Senin (21/4).

Di sela-sela berorasi, selain membagikan selebaran tuntutan aksi, beberapa buruh juga menyebarkan selembar poster berjudul "Siapa Marsinah?" Dalam poster itu juga terdapat foto Marsinah bernuansa hitam putih bertuliskan, Marsinah: Pejuang dan Pahlawan Rakyat.

Menurut Anik, kondisi buruh perempuan sampai saat ini masih dikebiri. Tidak berbeda dengan kondisi buruh saat zaman Marsinah di tahun 1993. Saat ini, lanjut Anik, cuti haid harus memperlihatkan darahnya, cuti keguguran hanya mendapatkan seminggu dengan alasan tidak ada bayi. Buruh perempuan juga hanya mendapatkan upah minimum kota. "Ini mengerikan," ujar Anik yang mengenakan topi ini.

Karena itu dalam selebaran yang dibagikan para buruh menuntut pemerintah meningkatkan kerja-kerja pengawasan pada Dinas Tenaga Kerja terhadap pemenuhan hak-hak pekerja perempuan, mengambil tindakan tegas pada pengusaha yang telah melakukan pelanggaran hak-hak pekerja. Mereka  juga menuntut perbaikan-perbaikan terhadap regulasi yang ada sehingga dapat memberikan jaminan yang penuh terhadap perlindungan hak-hak pekerja perempuan.

Setelah berkumpul di depan bundaran air mancur, mereka berjalan kaki ke kantor Gubernur Jawa Tengah sambil membawa poster untuk orasi dan membaca puisi. Aksi ini juga mendapat pengamanan dari aparat kepolisian baik berseragam lengkap maupun tidak.

Aktivis buruh lain, Yartatik menyampaikan, dalam rangka mengenang 21 tahun kematian Marsinah, di Semarang telah dibentuk Komite OBOR Marsinah. Komite di Semarang juga berjejaring dengan daerah lain untuk mengenang perjuangan Marsinah dalam memperjuangkan hak-hak buruh saat masih bekerja pada PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong Sidoarjo Jawa Timur.

Puncak acara mengenang Marsinah akan dilakukan pada 10 Mei 2014 di Surabaya. "Kami ingin perjuangan Marsinah tetap menyala seperti obor," kata Yartatik yang juga anggota Komite OBOR Marsinah Semarang ini kepada kabar3.com seusai aksi.

Marsinah, aktivis buruh di PT CPS Porong Sidoarjo Jatim, ditemukan tewas terbunuh pada tanggal 8 Mei 1993 di usia 24 tahun. Otopsi dari RSUD Nganjuk dan RSUD Dr Soetomo Surabaya menyimpulkan bahwa Marsinah tewas karena penganiayaan berat. Marsinah merupakan salah seorang dari 15 orang perwakilan para buruh yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.

Lain di Semarang, lain lagi bentuk peringatan Hari Kartini di Banten. Meski  banyak berdiri perusahaan di daerah ini, sekolah memperingati Hari Kartini dengan menggelar lomba busana kebaya, sanggul cantik dan rias wajah. Selain itu, ada juga yang merayakannya dengan lomba memasak.

Peringatan Kartini seperti itu mendapat kritik dari dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten. Ia mengatakan ada teladan Kartini di dunia pendidikan yang dilupakan yaitu kebiasaan Kartini menuangkan pikirannya melalui tulisan. "Kartini punya kebiasaan menyiarkan gagasannya melalui tulisan ini," ujar Arip Senjaya, Dosen Sastra di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untirta Serang di Banten.

Ia pun memyayangkan di lembaga pendidikan, hanya mengajarkan peringatan dengan kegiatan lomba yang bersifat artifisial. "Peringatan hanya pada sisi kulit. Bukan pada isi," katanya. Karena, perlawanan kesetaraan gender dapat dilakukan melalui tulisan.

Heri HC, Yandhi Deslatama | Y. Hesthi Murthi

1 komentar:

  1. Used ford edge titanium | Titanium Art | TITanium Arts
    TITNIA has been titanium ingot working on new art and concept designs titanium mens ring since the early 1980s. titanium white octane blueprint We're looking forward titanium for sale to collaborating with artists for the design, design, thaitanium

    BalasHapus